Biskuit Kecil, Cita Besar: Saat Inovasi Yowan Moha dkk Menyatukan Gerak untuk Perbaikan Gizi Anak Bangsa


Sebagai seorang dosen di bidang teknologi informatika, keseharian saya tak lepas dari bahasa mesin, berbicara tentang baris-baris kode, logika algoritma, dan kecerdasan buatan. Namun, ada satu momen di luar ruang kelas yang selalu membuat saya merasa hidup: saat dipercaya membimbing mahasiswa dalam ajang Program Kreativitas Mahasiswa-Kewirausahaan (PKM-K) tingkat nasional.

Bagi saya, program ini bukan sekadar kompetisi akademik. Ia adalah jembatan antara teori dan realitas. Di sanalah mahasiswa belajar bahwa ilmu yang mereka gali di bangku kuliah seharusnya tak berhenti di ruang laboratorium, melainkan tumbuh menjadi solusi nyata bagi masyarakat. Bahkan, dari sinilah benih-benih lapangan pekerjaan baru bisa lahir.

Saya masih ingat rasa kagum itu ketika membaca profil salah satu tim yang pernah lolos seleksi PKM Nasional pada tahun 2021. Nama mereka: Yowen Moha dan rekan-rekannya. Tim lintas jurusan dari Universitas Negeri Gorontalo yang menyatukan semangat muda dan cinta pada daerahnya.

Yowen sendiri berasal dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan. Ia berkolaborasi dengan sahabat sejurusannya, Junus Buhari Hafid, serta tiga mahasiswa dari Jurusan Keperawatan: Ramdan Hunowu, Widya Puspa Molou, dan Ramdan Hipi.

Di bawah bimbingan dosen pembimbing mereka, Ns. Yuniar Mansye Soeli, M.Kep., Sp. Kep.J, lahirlah sebuah ide sederhana namun sarat makna: mengolah ikan nike, ikan mungil khas perairan Gorontalo, menjadi biskuit bergizi. Tapi ini bukan sekadar biskuit. Di balik renyahnya, tersimpan cita-cita besar — ikut berkontribusi dalam upaya menekan angka stunting di Indonesia.

Fakta Miris Angka Stunting di Indonesia dan Gorontalo di Tengah Keberlimpahan Sumber Bahan Makanan Padat Gizi

Ide inovasi biskuit ikan tersebut lahir bukan dari ruang ber-AC atau laboratorium canggih, melainkan dari kegelisahan sederhana namun bermakna yang tumbuh di hati mahasiswa yang juga pemuda lokal sekitar kampung pesisir Gorontalo.

Idealnya anak-anak pesisir tumbuh dengan kecukupan akan protein dan terhindar dari status stunting namun kenyataan berkata lain tingkat pengetahuan ayah ibu yang rendah, sanitasi yang buruk ditambah abai akan pemenuhan gizi anak semakin memperburuk kasus stunting. Di sinilah Yowen dan teman-temannya mulai berpikir, bagaimana jika sumber daya laut yang melimpah di daerah mereka bisa jadi solusi bagi masyarakat?

Stunting merupakan keadaan gagal tumbuh atau dikenal dengan istilah growth faltering efek dari akumulasi nutrisi yang tidak cukup, berlangsung sudah dalam waktu yang lama mulai dari masa hamil hingga anak jelang 24 bulan atau yang sering disebut 1000 Hari Pertama Kehidupan. Anak yang kena stunting memiliki risiko tingkat kecerdasan rendah, rentan terhadap penyakit dan memiliki produktivitas menurut saat masa dewasanya.

Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI, provinsi Gorontalo masih memiliki tantangan serius dalam hal penanggulangan stunting, prevalensi mencapai 23,8% sebuah angka yang cukup tinggi karena berada di atas rata-rata nasional yaitu di 19,8%.

Ada banyak upaya untuk menurunkan dampak stunting pada anak, apalagi jika dilakukan intervensi sebelum usia 2 tahun salah satunya dengan pemberian MPASI padat gizi yang mengandung olahan protein hewani.

Kandungan asam amino aromatik pada protein hewani berperan baik untuk pembentukan tulang dan massa tulang puncak sehingga sangat efektif mendukung proses pertumbuhan anak.

Kenalan dengan Ikan Nike Khas Gorontalo, Mirip Ikan Teri

Ikan Nike termasuk hasil perikanan yang ada di Provinsi Gorontalo, memiliki nama ilmiah Awaous melanocephalus. Ukurannya mungil, bahkan tak lebih panjang dari jari kelingking orang dewasa. Tubuh kecilnya ramping dan transparan hampir bening seperti kaca yang memantulkan cahaya saat kena sinar matahari. Siripnya halus, nyari tak terlihat, gerakannya begitu lincah dan ringan.

 

Berdasarkan penelitian terbaru, Nuralim Pasisingi, seorang akademisi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNG, nelayan Gorontalo biasanya melakukan penangkapan ikan ini mengikuti kemunculan alaminya di perairan pada tiap musimnya yaitu akhir bulan penanggalan Hijriyah, mulai dari 4 sampai 12 hari.

Siklus hidup ikan nike ternyata asalnya dari sungai, masuk ke laut hingga kembali ke sungai, siklus ini pula yang menjadikan ikan ini disebut ikan kerinduan karena kehadirannya ditunggu-tunggu.

Umumnya penangkapan dilakukan pada malam hari dan dijual pada hari yang sama pula. Biasanya pedagang keliling akan menunggu di tepi pantai lalu membeli ikan nike langsung dari nelayan. Uniknya, pedagang akan meniup terompet kerang yang menandakan musim ikan nike telah tiba. 

Selain kemunculannya yang unik, kandungan gizinya juga istimewa karena mengandung sejumlah gizi makro dan mikro seperti lemak, protein, protein larut, kalsium, magnesium, fosfor, zinc dan iron. Semua nutrisi dalam ikan nike diperlukan anak-anak untuk tumbuh sehat, kuat dan cerdas. 

Biskuit Ikan Nike ‘b-nike’, Inovasi Cerdas Camilan Hasil Perikanan Yang Disukai Anak-Anak

Jika selama ini ikan nike hanya dikenal sebagai lauk sederhana yang diolah jadi pangan tradisional oleh masyarakat setempat seperti dibuat jadi perkedel. Namun di tangan ‘chef b-nike’, ikan nike menjadi biskuit bergizi, makanan ringan yang disukai anak-anak, mudah dibagikan dan tahan lama. 

 

Namun perjalanan mereka tentu tak semulus adonan biskuit yang mereka uleni. Percobaan demi percobaan dilakukan agar menghasilkan cita rasa dan tekstur yang pas selama 5-6 bulan hingga akhirnya dapat formula yang diharapkan dan kandungan gizi yang tepat. 

Berkat inovasi brilian Yowan Moha dkk, mereka berhasil memperoleh apresiasi SATU Indonesia Awards tahun 2024 kategori kewirausahaan dari PT. Astra international, Tbk. Apa yang dilakukan Yowan Moha bersama tim B-Nike menjadi bentuk gerakan yang dampaknya meluas baik mengangkat nama laut Indonesia dengan potensi lokal, sekaligus jadi solusi masalah kesehatan yang dampak baiknya terus akan dirasakan balita Indonesia.

Biskuit Nike kini telah dipasarkan dan produknya sudah terdaftar di HKI dengan nomor IDM001024546.
Saya jadi penasaran dengan produk B-Nike ini karena rumah kami sangat mendukung dan mengonsumsi produk buatan lokal yang terbukti bergizi dan menyehatkan. 

Sukses terus B-Nike. 

Sumber tulisan :

https://gorontalo.tribunnews.com/2023/05/31/biskuit-ikan-nike-bisnike-mahasiswa-ung-tembus-ke-ajang-nasional diakses pada 21 Oktober 2025

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2025/10/16/pemanfaatan-potensi-daerah-gorontalo-melallui-olahan-inovatif-biskuit-nike diakses pada 21 Oktober 2025

https://darilaut.id/berita/mahasiswa-ung-kembangkan-biskuit-berbahan-dasar-nike-dan-pupuk-organik-limbah-ikan#google_vignette diakses pada 21 Oktober 2025

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2025/10/16/biskuit-nike-dari-ikan-lokal-gorontalo-jadi-camilan-praktis-bergizi-dan-anti-stunting diakses pada 21 Oktober 2025

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2025/09/06/b-nike-inovasi-yowen-moha-untuk-generasi-bebas-stunting#google_vignette diakses pada 21 Oktober 2025

https://dinkes.gorontaloprov.go.id/prevalensi-stunting-di-gorontalo-masih-di-atas-angka-nasional-namun-alami-penurunan-signifikan/ diakses pada 21 Oktober 2025

https://www.instagram.com/biskuitnike/ diakses pada 21 Oktober 2025

https://mongabay.co.id/2023/08/15/perkenalkan-duwo-ikan-populer-yang-punya-mitos-di-gorontalo/ diakses pada 21 Oktober 2025

https://darilaut.id/berita/ikan-nike-bukan-endemik-gorontalo diakses pada 21 Oktober 2025

https://stunting.go.id/ssgi-2024-prevalensi-stunting-nasional-turun-jadi-198-capai-angka-di-bawah-proyeksi-bappenas/ diakses pada 21 Oktober 2025





Post a Comment

0 Comments